BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Soemardi dan Thahir (1995), penyimpanan benih berhubungan erat dengan perawatan benih. Benih yang terpilih, bersih dan sehat perlu dirawat sebaik-baiknya agar daya kecambahnya tidak cepat menurun. Benih kedelai akan turun daya kecambahnya dalam jangka waktu satu bulan jika tidak dilakukan perawatan terhadap benih.
Beberapa factor yang mempengaruhi daya kecambah benih selama penyimpanan adalah: mutu daya kecambah benih sebeum disimpan, kadar air benih, kelembaban ruang penyimpanan, suhu tempat penyimpanan, hama penyakit di tempat penyimpanan dan lama penyimpanan. Penangkaran benih dilapangan sangat menentukan mutu benih yang akan dihasilkan. Biji yang bermutu rendah tidak akan menjadi benih bermutu tinggi meskipun disimpan dalam teknologi penyimpanan modern. Pentingnya mutu benih sebelum disimpan terutama berkaitan erat dengan teknologi produksi benih.
Menurut Harrington (1972), masalah yang dihadapi dalam penyimpanan benih makin kompleks sejalan dengan meningkatnya kadar air benih. Penyimpanan benih yang berkadar air tinggi dapat menimbulkan resiko terserang cendawan. Benih adalah bersifat higroskopis, sehingga benih akan mengalami kemundurannya tergantung dari tingginya faktor-faktor kelembaban relatif udara dan suhu lingkungan dimana benih disimpan.
B. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui pengaruh penyimpanan berbagai suhu terhadap Daya Kecambah Dan Kadar air.
b. Mengetahui pengaruh suhu dan penyimpanan benih
BAB II
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
· Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Produksi Benih Politeknik Negeri Jember.
· Praktikum Pengaruh kadar air, suhu dan kemasan terhadap penyimpanan benih dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2011 dan pengamatan penyimpanan benih pada berbagai suhu (ruangan, dingin, fluktuasi) dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2011, sedangkan pengamatan hasil daya kecambah dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2011.
· Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, pukul 09.00 – 11.00 Wib pada jadwal praktikum mata kuliah Teknik Penyimpanan dan Pengemasan Benih.
B. Alat dan Bahan
a. Alat :
1. Wadah penyimpanan benih
2. Germinator
3. Oven (bersuhu 135⁰ C)
4. Label
5. Timbangan Elektrik
6. Desikator
7. Kulkas
8. Kertas Merang
b. Bahan :
1. Benih kedelai
2. Benih Jagung
C. Pelaksanaan Praktek
Pengaruh Temperature:
|
ü Menimbang benih kedelai dan benih jagung masing-masing seberat 35gr untuk 3 perlakuan berbeda (disimpan di dalam kulkas, diruangan, diluar ruangan / fluktuasi. ü Memasukan benih kedalam wadah. ü Menyimpan benih selama 4 minggu sesuai dengan perlakuannya.
|
Pengujian :
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Æ Hasil pengamatan KA:
Jagung | perlakuan di dalam kulkas | ||||||
Kelompok | Berat | M2-M1 | M2-M3 | KA% | Rata -rata | ||
| M1 | M2 | M3 | ||||
1 | 5,4 | 10,4 | 10,3 | 5 | 0,1 | 0,02 | 5% |
2 | 5,4 | 10,4 | 10,1 | 5 | 0,3 | 0,06 | |
3 | 5,6 | 10,7 | 10,5 | 5,1 | 0,2 | 0,03922 | |
4 | 26,75 | 31,8 | 31,4 | 5,05 | 0,4 | 0,07921 | |
Jagung Perlakuan Di dalam Ruangan | |||||||
Kelompok | Berat | M2-M1 | M2-M3 | KA% | Rata -rata | ||
M1 | M2 | M3 | |||||
1 | 5,8 | 10,8 | 10,5 | 5 | 0,3 | 0,06 | 6% |
2 | 5,1 | 10,1 | 9,9 | 5 | 0,2 | 0,04 | |
3 | 5,6 | 10,7 | 10,5 | 5,1 | 0,2 | 0,03922 | |
4 | 26,3 | 31,9 | 31,3 | 5,6 | 0,6 | 0,10714 | |
Jagung Perlakuan Di Luar Ruangan / Fluktuasi | |||||||
Kelompok | Berat | M2-M1 | M2-M3 | KA% | Rata -rata | ||
M1 | M2 | M3 | |||||
1 | 5,3 | 10,3 | 10,1 | 5 | 0,2 | 0,04 | 8% |
2 | 5,1 | 10,1 | 9,8 | 5 | 0,3 | 0,06 | |
3 | 5,6 | 10,6 | 10 | 5 | 0,6 | 0,12 | |
4 | 26,7 | 31,7 | 31,2 | 5 | 0,5 | 0,1 | |
| |||||||
Kedelai | perlakuan di dalam kulkas | ||||||
Kelompok | Berat | M2-M1 | M2-M3 | KA% | Rata -rata | ||
M1 | M2 | M3 | |||||
1 | 5,2 | 10,2 | 10 | 5 | 0,2 | 0,04 | 6% |
2 | 5 | 10 | 9,8 | 5 | 0,2 | 0,04 | |
3 | 5,7 | 10,7 | 10,2 | 5 | 0,5 | 0,1 | |
4 | 25,9 | 30,9 | 30,6 | 5 | 0,3 | 0,06 | |
Kedelai Perlakuan Di dalam Ruangan | |||||||
Kelompok | Berat | M2-M1 | M2-M3 | KA% | Rata -rata | ||
M1 | M2 | M3 | |||||
1 | 5,3 | 10,3 | 10 | 5 | 0,3 | 0,06 | 10% |
2 | 5,3 | 10,3 | 9,8 | 5 | 0,5 | 0,1 | |
3 | 5,7 | 11 | 10,4 | 5,3 | 0,6 | 0,11321 | |
4 | 26,4 | 31,5 | 30,8 | 5,1 | 0,7 | 0,13725 | |
Kedelai Perlakuan Di Luar Ruangan / Fluktuasi | |||||||
Kelompok | Berat | M2-M1 | M2-M3 | KA% | Rata -rata | ||
M1 | M2 | M3 | |||||
1 | 5,3 | 10,3 | 9,9 | 5 | 0,4 | 0,08 | 7% |
2 | 5,1 | 10,1 | 9,7 | 5 | 0,4 | 0,08 | |
3 | 6 | 10,1 | 10,1 | 4,1 | 0 | 0 | |
4 | 26,4 | 31,4 | 30,9 | 5 | 0,5 | 0,1 |
Æ Berat berat akhir benih jagung dan kedelai:
Jagung | Kel 1 | Kel 2 | Kel 3 | Kel 4 |
Kulkas | 25,5 | 36,7 | 36,6 | 32,95 |
Ruangan | 26,5 | 37,2 | 39,8 | 35,8 |
Fluktuasi | 25,5 | 36,8 | 41,1 | 36,3 |
Kedelai | Kel 1 | Kel 2 | Kel 3 | Kel 4 |
Kulkas | 29 | 35,2 | 39,1 | 33,8 |
Ruangan | 31,2 | 39,4 | 40,4 | 35,3 |
Fluktuasi | 30,2 | 40,1 | 41,8 | 35,4 |
Æ Menghitung DB benih jagung dan kedelai
Jagung | Kel 1 | Kel 2 | Kel 3 | Kel 4 | ∑ | rata-rata | % |
Kulkas | 39 | 40 | 38 | 38 | 155 | 3,875 | 96,8% |
Ruangan | 35 | 38 | 37 | 35 | 145 | 3,625 | 90,6% |
Fliktuasi | 36 | 31 | 28 | 34 | 129 | 3,225 | 55,6% |
Kedelai | Kel 1 | Kel 2 | Kel 3 | Kel 4 | ∑ | rata-rata | % |
Kulkas | 3 | 9 | 14 | 13 | 39 | 9,75 | 24,3% |
Ruangan | 2 | 19 | 14 | 13 | 48 | 12 | 30% |
Fliktuasi | 1 | 2 | 0 | 0 | 3 | 0,75 | 1,875% |
B. Pembahasan
Penyimpanan benih dengan berbagai suhu yaitu suhu di lemari pendingin ( kulkas) Suhu di dalam Ruangan Dan suhu Fluktuasi. Merupakan mentode pengujian benih terhadap pengaruh metode penyimpanan terhadap suhu. Dari ketiga metode ini dicari metode yang tepat untuk penyimpanan benih. Yang tujuannya tentu unuk menjaga Viabilitas benih. Benih yang digunakan dalam metode ini adalah benih kedelai dan jagung. Dan kebutuhannya sudah tertera di cara kerja.
Temperature yang terlalu tinggi pada saat penyimpanan dapat membahayakan dan mengakibatkan kerusakan pada benih. Karena akan memperbesar terjadinya penguapan zat cair dari dalam benih, sehingga benih akan kehilangan daya imbibisi dan kemampuan untuk berkecambah. Protoplasma dari embrio akan mati akibat keringnya sebagian atau seluruh benih. Semakin rendah suhu kemunduran viabilitas benih dapat dikurangi, sedangkan semakin tinggi temperature, semakin meningkat laju kemunduran viabilitas benih. Jadi untuk penyimpanan yang lebih efektif itu adalah suhu yang rendah. Yang mampu menjaga kelembapan untuk memperkecil laju respirasi benih.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan dibagi menjadi factor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup sifat genetik , daya tumbuh dan vigor , kondisi kulit dan kadar air benih awal. Faktor eksternal antara lain kemasan benih, komposisi gas, suhu dan kelembaban ruang simpan (Copeland dan Donald, l985).dari pernyataan ini maka disimpulkan bahwa benh akan bertahan mutunya apabila kondisi eksternalnya sesuai dengan kebutuhan benih.
Dari hasil praktek ini menunjukkan terjadinya penambahan kadar air pada suhu didalam ruangan berarti kondisi kelembapan didalam ruangan ini berpengaruh terhadap benih,. Kemungkinan kondisinya sangat lembab yang mengakibatkan kadar air bertambah. Namun di luar ruangan tidak beda jauh dengan apa yang didapatkan dari hasil metode dalam kulkas, jadi bisa dikatakan iklim yang ada pada saat pengujian mendukung terhadap penyimpanan benih. Dari pengujian daya kecambah didapati hasil benih jagung yang diuji daya kecambahnya Kulkas ( (96,8 %), Ruangan (90,6 %), fluktuasi ( 55,6 %). Dari hasil ini maka penyimpanan pada kulkas sangat lebih efektif karena mampu mempertahankan daya kecambah hingga pada angka yang demikian. Kemungkinan karena kelembapan yang ada didalam kulkas lebih terjaga dan stabil di banding dengan kedua metode lainya. Sedangkan pada kondisi fluktuasi sangat tidak cocok dengan penyimanan karena suhu yang ada di luar ruangan tidak data dikontrol sehingga dapat merusak benih. Untuk Daya kecambah Benih kedelai didapati hasil yang lumayan bervariasi yaitu Kulkas (24,3%), Ruangan (30%), fluktuasi (1,875%). Dari data ini mungkin yang lebih efektif adalah di dalam ruangan terbukti dari tiga perlakuan di dalam ruangan lag daya kecambah yang paling tinggi ,mengapa demikian?. Dari hasil pengamatan banyak benih yang terserang oleh hama padahal benih dijaga dengan wadah yang cukup kuat yang tidak memungkinkan hama bisa masuk kedalam benih. Tapi kenapa ada hamanya??,,,,kemungkinan pada saat penyortiran kurang memperhatikan bahwa hama yang ada di dalam wadah benih terbawa pada saat penyortiran. Maka dari itu pada saat penyimanan hama menyerang benih untuk bertahan hidup. Sehingga ada saat pengamatan banyak benih yang berlobang. Dan daya kecambah benih berkurang. Terutama pada metode penyimpanan diluar rungaan. Benih kedelai relative kecil yang memungkinkan tingkat kerusakaan akibat dari suhu yang ada disekitarnya sangat lah besar. Dan suhu yang ada juga cocok terhadap kehidupan hama yang menyebabkan kerusakan benih makanya dia dapat bertahan hidup.
Suhu ruang simpan berperan dalam mempertahankan viabilitas benih selama penyimpanan, yang diperungaruhi oleh kadar air benih, suhu dan kelembaban nisbi ruangan. Pada suhu rendah, respirasi berjalan lambat dibanding suhu tinggi. Dalam kondisi tersebut, viabilitas benih dapat dipertahankan lebih lama. Kadar air yang aman untuk penyimpanan benih kedelai dalam suhu kamar selama 6-10 bulan adalah tidak lebih dari 11%.
Menurut Harrington (1972), masalah yang dihadapi dalam penyimpanan benih makin kompleks sejalan dengan meningkatnya kadar air benih. Penyimpanan benih yang berkadar air tinggi dapat menimbulkan resiko terserang cendawan. Benih adalah bersifat higroskopis, sehingga benih akan mengalami kemundurannya tergantung dari tingginya faktor-faktor kelembaban relatif udara dan suhu lingkungan dimana benih disimpan.
Kemunduran benih kedelai selama penyimpanan lebih cepat berlangsung dibandingkan dengan benih tanaman lain dengan kehilangan vigor benih yang cepat yang menyebabkan penurunan perkecambahan benih. Benih yang mempunyai vigor rendah menyebabkan pemunculan bibit di lapangan rendah, terutama dalam kondisi tanah yang kurang ideal. Sehingga benih kedelai yang akan ditanam harus disimpan dalam lingkungan yang menguntungkan (suhu rendah) , agar kualitas benih masih tinggi sampai akhir penyimpanan (Egli dan Krony, 1996 cit. Viera et. al., 2001).
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil dan pembahasan diatas adalah :
· Tempat penyimpanan benih sangat berpengaruh terhadap kadar air benih dan daya kecambah benih.
· Untuk Daya kecambah Benih kedelai didapati hasil yang lumayan bervariasi yaitu Kulkas (24,3%), Ruangan (30%), fluktuasi (1,875%)\
· Untuk daya kecambah didapati hasil benih jagung yang diuji daya kecambahnya Kulkas ( (96,8 %), Ruangan (90,6 %), fluktuasi ( 55,6 %).
· suhu yang diluar cocok terhadap kehidupan hama yang menyebabkan kerusakan benih makanya dia dapat bertahan hidup
No comments:
Post a Comment