BAB II
METODOLOGI
v Pengemasan Benih
A.Alat dan Bahan
Alat: Petridish,pinset,timbangan analitik,baki
Bahan: benih kacang hijau sebanyak 500 gram,kertas dan isolasi.
B.Prosedur Kerja
v Menyiapkan alat dan bahan.
v Melakukan penyortiran pada benih kacang hijau.
v Memasukkan benih kacang hijau ke dalam kemasan kertas.
v Melakukan penyimpanan selama beberapa hari.
v Viabilitas Benih
A.Alat dan Bahan
Alat: Baki,Petridis,pinset,sendok,gunting.
Bahan: kertas buram,plastik,air dan benih kacang hijau dalam kemasan kertas.
B.Prosedur kerja
v Menyiapkan alat dan bahan.
v Melakukan penyortiran pada benih dalam kemasan kertas,dan memilih benih sebanyak 50 biji.
v Merendam benih pada Petridis dengan air selama ± 5 menit.
v Melakukan penyusunan benih pada baki yang berisi kertas buram yang telah dibasahkan.
v Membungkus baki dengan plastic dan diberi label nama.
v Menyimpan baki tersebut selama beberapa hari dan mengamati apakah benih dapat berkecambah atau tidak.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Penyimpanan benih merupakan suatu upaya untuk mempertahankan viabilitas selama mungkin sehingga mutu benih saat ditanam tetap tinggi. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap daya simpan benih adalah faktor internal, faktor lingkungan simpan. benih setelah melalui tahapan pengolahan (seed processing) biasanya dikemas untuk selanjutnya dipasarkan dan disimpan dalam gudang sebagai cadangan untuk mengantisipasi kebutuhan benih pada masa tanam berikutnya. Selama benih dalam tahapan pemasaran atau disimpan dalam gudang akan mengalami kemunduran (deterioration) dan tidak lepas dari resiko kerusakan akibat serangan hama, yang kedua-duanya akan menyebabkan penurunan mutu.
Kecepatan kemunduran benih dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suhu dan kadar air yang merupakan faktor penting dalam menentukan masa hidup benih. Harrington (1960) cit. Justice dan Bass (2002) mengungkapkan hubungan suhu dan kadar air benih, bahwa setiap penurunan suhu sebesar 50C dan setiap penurunan kadar air benih 1 % maka masa hidup benih diperpanjang dua kalinya. Oleh karena itu, diperlukan cara-cara dan perlakuan yang tepat selama penyimpanan benih agar kemunduran atau kemerosotan benih dapat ditekan.
Penggunaan bahan kemasan yang tepat dapat melindungi benih dari perubahan kondisi lingkungan simpan yaitu kelembaban nisbi dan suhu. Kemasan yang baik dan tepat dapat menciptakan ekosistem ruang simpan yang baik bagi benih sehingga benih dapat disimpan lebih lama. Prinsip dasar pengemasan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas dan vigor benih, dan salah satu tolak ukurnya adalah kadar air benih. Menurut Barton dalam justice dan Bass (2002), kadar air merupakan faktor yang paling mempengaruhi kemunduran benih. Lebih lanjut dikatakan bahwa kemunduran benih meningkat sejalan dengan meningkatnya kadar air benih
B.Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang perkembangan hama dalam kemasan kertas dan bagaimana viabilitas benih dalam kemasan kertas..
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil
v Pengemasan Benih (Praktikum 1)
Gambar benih sebelum dikemas Gambar benih setelah dikemas.
Data hasil pengamatan semua jenis kemasan.
Waktu Pengamatan: (1) Rabu 16/03/2011
(2) Rabu 30/03/2011
Nama kemasan | Tingkat serangan hama(%) | Tingkat benih rusak | Keterangan |
Kertas | 0%(tidak ada hama) | Ada kerusakan benih | Keriput,pecah-pecah. |
karung terigu | 0%(tidak ada hama) | Ada benih kerusakan | Keriput,lubang |
Aluminium foil | 50%(ada hama) | Ada kerusakan benih | Kutu,gkeriput dan berlubang-luban |
Kotak kayu | 0%(tidak ada hama) | Tidak ada kerusakan |
|
Karung plasitik | 0%(tidak ada hama) | Ada kerusakan benih | Keriput dan bolong-bolong |
Kertas nasi | 0%(tidak ada hama) | Ada kerusakan benih | Keriput dan bolong- bolong |
plasitik | 0%(tidak ada hama) | Tidak ada kerusakan |
|
Ø Viabilitas Benih (praktikum 2)
Kecambah benih kacang hujau
Data hasil pengamatan viabilitas benih kacang hijau.
Waktu Pengamatan. Rabu 30/03/2011
Jenis Kemasan | Persentase viabilitas benih (%) |
kertas | 100% |
Karung terigu | 28% |
Kemasan aluminium | 92% |
Kotak kayu | 90% |
Karung plastik | 100% |
Kertas nasi | 91,8% |
plastik | 100% |
B.Pembahasan
v Pengemasan kertas
Dalam praktikum ini benih kacang hijau yang telah dilakukan penyortiran dikemas dalam kemasan kertas. tujuan pengemasan adalah untuk mempertahankan kualitas benih selama dalam penyimpanan dan atau pemasaran, sehingga benih tetap terjamin daya tumbuh dan daya kecambahnya secara normal
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan hasil pengemasan kertas tidak ditemukan hama,tetapi benih kacang hijau tersebut mengalami kerusakan benih seperti keriput dan pecah-pecah.sedangkan untuk hasil pengemasan lain seperti karung terigu ,kotak kayu,karung plastic kertas nasi dan plastic juga tidak ditemukan hama tetapi benih mengalami kerusakan.untuk kemasan alumunium foil ditemukan adanya hama seperti kutu dll dan benih tersebut memiliki kerusakan.
Hasil kemasan kertas yang tidak ditemukannya hama tetapi adanya kerusakan pada benih hal tesebut diakernakan beberpa factor:
v Factor penyimpanan,ada kemungkinan pada saat kemasan benih tersebut disimpan pada tempat yang aman dari gangguan hama
v Faktor Bawaan benih,ada kemungkinan benih yang mengalami kerusakan karena dari asal benih itu sendiri.
Bahan kemasan kertas merupakan bahan yang kedap udara, Kertas merupakan struktur lembaran yang terbuat dari pulp dan bahan lain sebagai bahan tambahan dengan fungsi tertentu. Bagian terbesar kertas adalah pulp, sedangkan bahan lain sebagai bahan tambahan hanya sedikit karena digunakan hanya untuk mendapat sifat tertentu (Setyowati, 2000).
Salah satu sifat fisik kertas untuk keperluan pengemasan adalah ketahanan/kekuatan tarik kertas. Sifat ini berkaitan dengan daya tahan kemasan setelah diisi terutama berhubungan dengan penanganan produk terkem. Kekuatan tarik adalah gaya tahan lembaran pulp atau kertas terhadap
gaya yang bekerja pada kedua ujungnya (Irawadi dan Yani, 1993). Kekuatan tarik dibedakan menjadi kekuatan statis dinamis dan kekuatan kelim pada sambungan. Uji kekuatan tarik memberi gambaran kekuatan kertas jika kertas tersebut ditarik searah dengan alur kertas
. Benih dalam kemasan dapat disimpan di dalam ruangan beralas kayu atau pada rak-rak kayu bertingkat agar kemasan tidak bersinggungan langsung dengan lantai ruangan
· Benih dalam penyimpanan harus terhindar duri serangan tikus ataupun hewan pengganggu lain yang mungkin dapat merusak kemasan maupun benih.
Usahakan menyimpan benih pada ruangan tersendiri, jangan menyimpan benih dalam ruangan bersama pupuk ataupun bahan-bahan lain yang dapat menyebabkan ruangan menjadi lembab.
Ø Viabilitas Benih
Berdasarkan hasil praktikum pada viabilitas benih kacang hijau persentase benih yang dapat berkecambah secara normal adalah 100%.sedangkan untuk persentase kecambah benih pada kemasan lain hanya sedikit yang 100%.hal tersebut dikarenakan ada beberapa factor seperti
1.Kadar air Benih Sebelum Disimpan
Kadar air benih yang tinggi dapat meningkatkan laju kemunduran benih dalam tempat penyimpanan Laju kemunduran benih dapat diperlambat, dengan cara kadar air benih harus dikurangi sampai kadar air benih optimum. Kadar air benih optimal, yaitu kadar air tertentu dimana benih tersebut disimpan lama tanpa mengalami penurunan mutu benih. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara 6-9% (untuk benih kangkung, kubis bunga, caisin, ketimun, cabai, tomat, bayam), 10%-12% untuk benih kacang-kacangan (kadar air untuk benih kedelai, harus dibawah 11% , kadar air untuk kacang panjang 12%), kadar air untuk benih serealia (padi, gandum, jagung dll), sebaiknya dibawah 14%
.
2.Suhu Tempat Penyimpanan
Suhu optimum untuk penyimpanan benih jangka panjang terletak antara -18 – 0°C.
3.Kelembaban Tempat Penyimpanan
Kelembaban lingkungan selama penyimpanan juga sangat mempengaruhi viabilitas benih, hal ini disebabkan karena sifat benih yang higroskopis yaitu selalu menyesuaikan diri dengan kelembaban udara disekitarnya. Kelembaban ruang simpan harus diatur sehingga sedemikian rupa sehingga kadar air benih pada keadaan yang menguntungkan untuk jangka waktu simpan yang panjang. Pada kebanyakan jenis benih, kelembaban nisbih ruang penyimpanan antara 50-60%, dan suhu 0-10°C adalah cukup baik untuk mempertahankan viabilitas benih, paling tidak untuk jangka waktu penyimpanan selama 1 tahun
4.Tempat Pengemasan
Tujuan pengemasan adalah untuk mempertahankan kualitas benih selama dalam penyimpanan dan atau pemasaran, sehingga benih tetap terjamin daya tumbuh dan daya kecambahnya secara normal.
bahan pengemas kertas sangat mudah sekali robek dan bersifat porus sehingga pertukaran gas-gas dari luar ataupun uap air dapat denganmudah terjadi, hal seperti inilah yang mempercepat proses deteriorasi pada benih. Bahan pengemas dari kertas hanya mampu untuk jangka penyimpanan yang relatif singkat
No comments:
Post a Comment