Selamat Datang di Blog ERIKJON HALOMOAN SITANGGANG

Saturday, March 3, 2012

Metode Pengeringan Benih

Nama : Erikjon Halomoan Sitanggang

Nim :A4109499

Prodi :TPB.Smtr V Gol B

Pengeringan Benih

Pengeringan benih dilakukan agar dapat mengurangi kadar air benih sampai taraf yang aman untuk penyimpanan dan mempertahankan presentase viabilitas benih. Dalam pengeringan benih harus dipertahankan kondisi udara di sekitarnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengeringan adalah waktu, metoda, dan sistem pengeringan, kebutuhan energi, sumber panas. Pengeringan dapat menggunakan peralatan dengan berbagai macam suhu.

Metode Pengeringan secara mekanis ada 3 diantaranya:

1. Pengeringan tanpa pemanasan

Metode ini dilakukan di daerah yang udaranya relatif kering, di mana kelembaban nisbi di bawah atau sekitar 70%. metode ini merupakan metode yang sangat sederhana yang hanya membutuhkan peralatan dan perlakuan yang tidak terlalu sulit untuk di lakukan. Hanya memerlukan tempat yang kering aliran udara nya lancar dan kelembapan sekitar 70% saja ,namun ini tergantung pada daerah atau lokasi tempat dimana kita melakukan pengeringan.Dimana dalam pengeringan Ini Kelembapan Udara dan aliran udara harus betul betul diperhatikan agar lama pengeringan benih dapat diminimalisasikan secepat mungkin. Jika kelembapan Udara pada saat pengeringan adalah 70%. Jika tidak maka benih akan susah kering dan lama pengeringan akan bertambah,benih busuk,serta biaya untuk itu juga kan bertambah.karena Benih bersifat hygroskopis, sehingga jika benih diletakan di dalam ruangan dengan RH rendah, maka benih akan kehilangan air. Tetapi sebaliknya, jika benih diletakan dalam ruangan dengan RH tinggi, maka kadar air benih akan bertambah atau meningkat. Selain bersifat hygroskopis, benih juga selalu ingin berada dalam kondisi equilibrium dengan kondisi sekitarnya. Benih juga bersifat seperti spon yaitu dapat menyimpan air yang diserap sampai seimbang dengan keadaan di sekitarnya. Pengeringan benih merupakan proses perpindahan air dari dalam benih kepermukaan benih, dan kemudian air yang berada dipermukaan benih akan diuapkan jika RH ruangan lebih rendah. Seperti contoh yang terbayang oleh saya Seperti : Kipas angin yang ditempatkan di muka pipa utama dihidupkan, dengan demikian hembusan angin mulai masuk pipa utama dan didistribusikan secara merata melalui pipa-pipa cabang (lateral), kecepatan gerakan angin diatur agar tidak kurang dari 5m/menit. Cara ini, lapisan benih paling bawah akan mongering. Selanjutnya akan berlanjut ke pengeringan lapisan di atasnya, sehingga tahap demi tahap akan terjadi keseimbangan kadar air dengan lembab udara yang relative. Agar proses berlangsung dengan baik, maka perlu pengawasan yang terus menerus serta teliti terhadap kelembaban udara relatif agar selalu berada di bawah nilai keseimbangan.Ada kalanya diperlukan pengurangan lembab udara yang relatif dan untuk kepentingan ini lazimnya dimanfaatkan panas udara yang minimum yaitu untuk menghasilkan lembab relatif sekitar 70%.Dan dalam metode ini perlu sirkulasi udara yang cukup ,misalnya jika kita menggunakan sebuah ruangan untu melakukan pengeringan kita harus memastikan sirkulasi udara didalam ruangan itu harus dalam kondisi baik. Agar sirkulasi udara berjalan dengan lancar maka perlu dilakukan pembuatan ventilasi udara yang cukup untuk menunjang proses pengeringan berjalan dengan lancar.jika tidak benih yang akan kita keringkan itu lama pengeringannya.serta benih bisa jadi terlalu lembab senhingga mengundang jamur untuk tumbuh diatas permukaan benih.dan jika hal ini dibiarkan berjalan lama maka benih ini akan Busuk serta akan mengakibatkan kerugian yang sangat banyak.atau jika tidak dalam pengujian ini kan tidak menggunakan tambaha panas atau suhu untuk membantu pengeringan, jadi untuk memaksimalkan proses pengeringan jika pentilasi udara di dalam ruangan kurang memadai atau tidak tersedia maka jalan lain yang harus dilakukan adalah menggunakan Dehumidifier. Dehumidifier dapat menyerap uap air yang bisa mempengaruhi kelembapan udara di dalam ruangan itu dari hasil proses pengeringan yang menghasilkan uap air dari benih . jadi kalau sirkulasi udara di dalam ruangan itu tidak bekerja atur bertukar maka dalam suatu saat uap air yang dihasilkan oleh proses pengeringan diserap lagi oleh benih sehingga benih tidak dapat kering sempurna.Dan dalam metode pengeringan benih dengan tanapa pemanasan seperti yang saya katakana sebelumnya didalam ruangan dapat dilakukan metode Pengeringan dengan sistem ventilasi adalah mengganti secara terus-menerus udara mengalir yang digunakan dalam proses pengeringan benih dengan udara baru yang memiliki kandungan air lebih rendah, sehingga dapat menyerap air yang diuapkan benih.namun selalu ada kekurangan dan keuntungannya.

2. Pengeringan dengan pemanasan tinggi

Metode Ini dilakukan dengan aliran atau tiupan udara yang kontinu tinggi yang dihasilkan dengan mengalirkan udara melalui suatu alat pemanas. Pengeringan benih dapat dilakukan dengan pemanasan, pendinginan dan proses kimiawi. Namun yang sering dilakukan adalah dengan cara pemanasan, karena prosesnya lebih cepat dan untuk mencegah terjadinya proses deteriosasi dalam rangka memeprtahankan kualitas benih. Pengeringan benih dapat dilakukan dengan cara memanaskan udara atau mencampur antara udara dingin dengan udara panas. Untuk itu perlu pengaturan suhu udara yang dapat menggunakan alat pengontrol suhu agar didapat kualitas benih seperti yang diinginkan. Macam bahan bakar dan panas yang dihasilkan serta tingkat efisiensinnya. Kita akan menggunakan alat pengering dengan suhu tinggi dengan pertimbangan bahwa kita memerlukan sejumlah benih dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama atau karena pertimbangan-pertimbangan lain yang menyangkut usaha di bidang perbenihan. Dengan memanfaatkan peralatan itu benih-benih harus dikenakan suhu yang cukup tinggi dalam waktu yang tidak lama. Benih akan kehilangan uap air, tetapi tidak atau belum seimbang dengan kelembaban udara yang relatif yang sangat rendah. Dengan menggunakan peralatan pengering ini sejumlah benih yang masih basah dapat menjadi benih kering dalam waktu antara 0,5 – 1 jam.

Selama proses pengeringan berlangsung terjadi pemindahan sejumlah air yang ditentukan oleh suhu udara tertentu. Suhu udara yang digunakan ada batas maksimumnya, hal ini tergantung pada:

· Jenis benih,

· Kadar air awal dari benih sebelum proses pengeringan dilangsungkan dan

· Tujuan pemakaian benih.

Dalam proses penghilangan air dari benih-benih, maka yang mula-mula dihilangkan yaitu air yang terdapat pada permukaan benih. Setelah air permukaan hilang, segera akan terjadi perbedaan tekanan di dalam benih dan di permukaan benih. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya kulit benih yang pecah-pecah, tekanan dalam benih mendorong ke tingkat perpecahan

tersebut. Akibat kulit benih yang pecah-pecah, kualitas benih menurun. Lebih-lebih setelah penyimpanan, akan berdampak terhadap daya tumbuh dan pada perkecambahan akan berada dalam keadaan kritis. Makin banyak jumlah benih yang akan dikeringkan, tekanan yang

ditimbulkan selama proses pengeringan berlangsung, akan demikian tinggi. Bagi benih yang dipakai dalam pertanaman, khusus untuk pengadaan benih,suhu yang lebih rendah adalah mutlak diperlukan. Benih-benih yang berukuran besar yang dan masih basah, apabila hendak dikeringkan harus melalui dua tahapan. Tahap pertama suhu yang digunakan harus lebih rendah dari yang diperlukan dalam tahap kedua, sesudah suhu pada tahap pertama berlangsung, 24 jam kemudian baru digunakan suhu untuk tahap kedua. Pengeringan dengan pemanasan tinggi ini dapat mengurangi lama pengeringan. Metode ini bertujuan untuk menminimalisasi waktu pengeringan benih . dalam pengeringan ini butuh control yang tinggi atau kualitas alat yang memadai kenapa? Karena jika kita lalai dalam melakukan pengeringan benih akan mengakibatkan benih yang kita keringkan akan mengalami kerusakan yang fatal yang dapat mengurangi kualitas benih , karena setiap benih itu memiliki tinggkat ketahanan terhadap suhu tertentu berbeda-beda sesuai dengan jenis dan Varietasnya. Ada benih tertentu embryonya peka terhada panas yang diberikan.

  1. Pengeringan dengan tambahan pemanasan

Digunakan suhu rendah misalnya ditambahkan 10°F (-12,2°C) di atas suhu lingkungan.Karena suhu yang digunakan tidak tinggi sehingga dapat menjaga kualitas benih serta lebih aman dalam pelaksanaannya. Dengan memanfaatkan peralatan pengering dengan suhu rendah(medium temperature driers).Peralatan ini diharapkan agar pengeringan berlangsung lebih cepat daripada menggunakan peralatan pengering dengan suhu rendah. Memanfaatkan peralatan pengering dengan suhu sedang diusahakan agar udara panas dapat terhembus ke dalam lapisan-lapisan benih yang tersusun,dengan suhu tertentu. Alat yang digunakan: kipas angin, heater listrik atau minyak. Kipas angin dijalankan dalam suatu ruangan tertentu, hingga mencapai suhu tertentu (lazimnya 14°C pada suhu kamar), kipas angin dihentikan. Dengan cara demikian jelas bahwa proses pengeringan dihentikan sebelum dicapai kadar air keseimbangan (moisture equilibrium content), dan dengan dihembuskannya udara dingin ke dalam lapisan-lapisan benih, suhu benih menjadi agak menurun, hal ini dapat mencegah terjadinya kondensasi. Perbedaan suhu antara masing-masing benih akan terhapus dengan baik (dengan pengertian bahwa suhu antar benih sewaktu benih-benih dikeluarkan dari alat pengering akan tercampur sehingga perbedaan suhu hilang dengan sendirinya).Dengan Kipas Angin atau Blower Ditambah dengan heater listrik sederhana dapat kita gunakan sebagai alat pengering benih yang tidak memakan biaya yang banyak dan cukup untuk melakukan pengeringan benih walaupun dalam skala terbatas.Kipas angin disini berguna untuk sebagai penyalur panas yang di keluarkan oleh heater ke permukaan benih, serta benih akan menyerap sumber panas yang di salurkan sehingga benih yang akan kita keringkan akan kering.proses ini berlangsung hingga kadar air benih yang kita butuhkan sudah sesuai dengan taraf kadar air yang sesuai dengan benih itu sendiri.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Metode Pengeringan Benih - Jhon.Com Metode Pengeringan Benih - Jhon.Com