BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkecambahan merupakan proses metabolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah yaitu plumula dan radikula. Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan radikula dan keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai. Setiap biji yang dikecambahkan ataupun yang diujikan tidak selalu prosentase pertumbuhan kecambahnya sama, hal ini dipengaruhi berbagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan (Nasrudin, 2009).
Kakao memiliki tipe perkecambahan epigeal yakni perkecambahan yang menghasilkan kecambah dengan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan, setelah radikula menembus kulit benih, hipokotil memanjang melengkung menembus ke atas permukaan tanah. Setelah hipokotil menembus permukaan tanah, kemudian hipokotil meluruskan diri dan dengan cara demikian kotiledon yang masih tertangkup tertarik ke atas permukaan tanah juga. Kulit benih akan tertinggal di permukaan tanah, dan selanjutnya kotiledon membuka dan daun pertama (plumula) muncul ke udara. Beberapa saat kemudian, kotiledon meluruh dan jatuh ke tanah (Pramono, 2009).
Dan dalam praktikum kali ini benih yang digunakan dalam pengujian adalah benih kakao yang sudah disimpan dengan dua perlakuan yaitu antara penyimpanan dengan pengeringan dan penyimpanan tanpa pengeringan.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
ü Mengetahui cara menguji daya kecambah.
ü Mempraktekkan penyimpanan benih kakao.
BAB II
METODOLOGI
A. Waktu dan tempat
- Waktu pelaksanaan praktikum pada hari senin, 21 November 2011
- tempat di Laboratorium Produksi Benih Tanaman.
B. Alat dan bahan
Alat
- Baki
- Tanah berpasir
- Ember
- Label
Bahan
- Benih kakao
- Air
C. Langkah kerja
- Menyiapkan alat dan bahan
- Isi baki dengan mediat tanah berpasir
- Ratakan dan berikan lubang tanam
- Tanam benih kakao pada media
- Beri larutan fungisida untuk mencegah jamur
- Beri label dan lakukan pengamatan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
NO | Tanpa pengeringan | Total | Persentase (%) | |
Ulangan 1 | Ulangan 2 | |||
I | 7 | 4 | 11 | 36,67 % |
II | 1 | 3 | 4 | 13,34 % |
III | 12 | 4 | 16 | 53,34% |
IV | 0 | 0 | 0 | 0 % |
RATA_RATA | 25,83% |
NO | Dengan Pengeringan | Total | Persentase (%) | |
| Ulangan 1 | Ulangan 2 | ||
I | 0 | 0 | 0 | 0 % |
II | 0 | 0 | 0 | 0 % |
III | 0 | 3 | 3 | 10 % |
IV | 0 | 0 | 0 | 0 % |
RATA-RATA | 2,53 % |
- Pembahasan
Dari hasil data pengujian daya kecambah benih kakao persentase daya kecambah benih menunjukkan kemampuan tumbuhnya sudah mulai berkurang atau benih ini telah mengalami kerusakan. Dari hasil diatas benih kakao yang tidak diberikan perlakuan dengan metode pengeringan daya kecambahnya hanya 25,83%, sedangkan benih yang diberi perlakuan dengan metode pengeringan lebih sedikit lagi daya kecambahnya yaitu hanya 2,53 %. Hasil ini didapat setelah kedua benih dari masing2 metode di kecambahhkan dengan media tanah berpasir dengan masing2 dua ulangan. Daya kecambah benih kakao ini sangat jauh dari harapan pada saat pengamatan dilakukan benih yang dikecambahkan 100% mengalami serangan fungi (Jamur). Padahal pada saat pengujian benih telah direndam dengan larutan Fungisida dan benih yang ditanam juga di ekstraksi pada hari yang sama dengan penanaman. Hal ini terjadi dimungkinkan oleh media yang digunakan pada pengamatan sangat lembab serta sehingga serangan jamur mernyerang benih. Dari sisi metodenya sendiri mungkin benih tidak dapat tumbuh dengan sempurna dengan suhu oven, atau benih mengalami kemunduran pada saat penyimpanan.karena wadah yang digunakan amplop dimana kertas dapat menyerap uap air yang ada didalam benih sehingga kadar air benih menurun, ini berakibat fatal terhadap benih karena benih kakao adalah benih rekalsiltran. Bisa jadi tanaman tidak tumbuh akibat tanah / media yang di gunakan tidak sesuai dengan pH yang dibutukan oleh benih kakao, Kakao memerlukan pH tanah yang netral atau berkisar 5,6-6,8 agar dapat tumbuh dengan baik. Sifat ini khusus berlaku untuk tanah atas (top soil), sedangkan tanah bawah (subsoil) keasaman tanah sebaiknya netral, agak asam atau agak basa. Tanaman kakao membutuhkan tanah berkadar bahan organik tinggi, yaitu diatas 3%. Kadar bahan organik yang tinggi akan memperbaiki struktur tanah, biologi tanah, kemampuan penyerapan (absorpsi) hara, dan daya simpan lengas tanah. Benih kakao termasuk golongan benih rekalsitran, sehingga memerlukan penanganan yang khusus. Arti dari benih rekalsitran sebagai berikut: ketika masak fisiologis kadar airnya tinggi, yakni lebih dari 40 %; viabilitas benih akan hilang di bawah ambang kadar air yang relatif tinggi (lebih dari 25%); sifat benih ini tidak mengikuti kaidah Harrington yang berbunyi “Pada kadar air 4-15%, peningkatan kadar air 1% dapat menurunkan periode hidup benih setengahnya. Demikian pula halnya dengan suhu, peningkatan 50 C pada kisaran 0-500 C dapat menurunkan umur simpan benih setengahnya; untuk bertahan dalam penyimpanan memerlukan kadar air yang tinggi (sekitar 30%)
Menurut Hansen dan Haunter, (1960) bahwa benih kakao yang dikeluarkan dari buahnya tanpa disimpan dengan baik akan berkecambah dalam waktu 3-4 hari dan dalam keadaan normal akan kehilangan daya tumbuhnya setelah 10-15 hari. Daya tumbuh benih kakao dapat dipertahankan selama 10 hari jika berada di dalam buah,tetapi pengiriman benih dalam bentuk buah biayanya mahal karena 70% berat buat merupakan berat kulit buahnya dan membawa risiko penyebaran hama dan penyakit seperti hama penggerek buah kakao (cacao moth) yang sangat berbahaya
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil praktikum maka dapat di simpulkan bahwa:
Æ Benih kakao Termasu Benih Rekalsiltran
Æ Daya kecambah benih dengan metode penyimpanan tanpa pengeringan adalah 25,83%
Æ Daya kecambah Benih kakao denga metode penyimpanan dengan pengeringan adalah 2,5 %
Æ Benih kakao yang di uji daya kecambahnya mengalami serangan fungi.
No comments:
Post a Comment