detikTravel Community -
Berkunjung ke Danau Toba tak lengkap bila belum mendatangi Pulau Samosir. Pulau yang terletak di tengah danau ini terlihat unik, eksotis, dan memiliki daya magnet yang mampu memikat hati.
Mengunjungi Pulau Samosir adalah sebuah keharusan karena bila tidak liburan ke tanah batak ini terasa hambar. Ada banyak cara untuk menuju pulau ini yang pertama dengan menaiki kapal penumpang yang selalu ada setiap 30 menit atau dengan menaiki kapal ferry bila ingin sekalian berkeliling menaiki mobil pribadi di sana. Akan tetapi, kapal ferry ini hanya melakukan dua kali penyeberangan, yaitu pukul 08.30 WIB dan 12.00 WIB.
Niat awal mengejar kapal ferry pada penyeberangan pukul 08.30 WIB, apa daya karena keasyikan berenang saya pun ketinggalan kapal. Tidak ingin membuang waktu tercetus ide untuk menaiki kapal penumpang saja, nama tempat penyeberangan kapal penumpang ini "Ajibata". Di tempat ini ada banyak kapal yang bisa kita pilih dan pilihan jatuh kepada kapal yang sudah penuh dan segera ingin berangkat.
Kapal ini layaknya seprti kapal wisata dua tingkat dengan kapasitas penumpang mencapai 100 orang bahkan saya dapat melihat beberapa motor juga masuk kedalamnya. Berhubung cuaca masih sangat dingin memilih duduk di tingkat dua sepertinya ide yang bagus. Mengamati dan merasakan alam sekitar yang sejuk, pemandangan yang segar, dan hidup ini memang indah.
Perjalanan menuju Pulau Samosir memakan waktu selama 30 menit dengan biaya Rp5.000,00 per orang. Uniknya saat menaiki kapal ini para wisatawan akan diiringi dengan musik kencang penyemangat perjalanan.
Sesampainya di Pelabuhan Tomok, Pulau Samosir, sambutan hangat dari para penyewa mobil dan angkot menjadi hal pertama yang akan dijumpai saat turun dari kapal. Menyewa mobil beserta supirnya menjadi pilihan yang tepat mengingat ini kali pertama saya ke sini.
Di Pulau Samosir kalian harus pintar menawar karena para ito atau abang menawarkan harga mobil dengan sangat tinggi. Jadi, kalau tak pandai bernego bersiaplah mengeluarkan kocek yang cukup menguras kantong. yang pada akhirnya saya berhasil membuat kesepakatan dengan harga Rp120.000,00 selama 3 jam. Cukup mahal memang tapi yasudahlah yang penting ito mengantarkan saya memutari pulau ini.
Tuktuk menjadi tujuan pertama perjalanan ini. Sebuah desa seni yang memiliki view indah mengarah ke Danau Toba, melewati sawah, dan desa cantik yang menjual benda-benda seni. Pemandangan yang menakjubkan, yang menarik adalah banyak sekali turis asing yang berada di sini, padahal saya yang tercatat sebagai orang Indonesia asli saja baru mengetahui ada tempat secantik ini.
Di desa ini banyak penginapan dan rumah makan yang langsung menghadap ke Danau Toba. Si ito mengantar saya ke sebuah resort bernama Samosir Resort untuk sekadar sarapan pagi. saat memasuki gerbang, resort ini terlihat sederhana tapi cantik. Beratapkan rumah ulos, lengkap dengan kolam renang, arena bilyard juga gazebo kecil, dan tak lupa pemandangan langsung ke arah Danau Toba. Semua rezeki ini membuat saya terbuai smpai-sampai lupa jika kita menyewa mobil hanya 3 jam.
Bila ingin bermalam di sini, wisatawan bisa menyewa kamar dengan harga sekitar Rp350.000,00-Rp500.000,00 per malam. Sayang waktu saya tak cukup panjang kali ini, mungkin lain waktu kita bisa berjumpa lagi.
Selanjutnya, ito mengajak saya kembali memutari Desa Tuktuk. Ito bilang ada beberapa tempat yang harus dijelajahi, seperti melihat Danau Sidihoni dan Aek natonang, air terjun yang bisa dibuat berendam, dan masih banyak tempat wisata lainnya. Ito bercerita dengan penuh semangat.
Akhirnya saya pun memilih untuk berkunjung ke Patung Raja Sidabutar karena tempatnya tidak jauh dari pelabuhan dan bisa ditempuh sambil berjalan kaki. Di dalam area ini terdapat patung-patung yang terbuat dari batu, mulai dari patung rakyat hingga patung raha beserta pengawalnya yang berbentuk gajah.
Tidak jauh dari situ kami melanjutkan perjalanan ke objek wisata lain, yaitu Sigale-gale. Di lokasi ini terdapat empat buah rumah adat khas Batak. Selain berfoto-foto di sinipun para wisatawan disuguhi pertunjukkan patung raja sigale gale yang terbuat dari kayu dan bisa bergerak sesuai irama musik khas batak tentunya. Jika ingin menonton pertunjukan ini dari awal para wisatawan harus membayar Rp80.000,00 per orang, tetapi karena datang di akhir lagu, saya dan teman teman cukup membayar seikhlasnya. Setelah melakukan pertunjukkan para wisatawan dapat mengambil gambar atau berfoto bersama patung tersebut, disitu juga disediakan ulos agar foto terlihat begitu menarik.
Sebenarnya masih banyak lagi objek wisata yang wajib dikunjungi bila berada di Pulau Samosir. Jika ingin meneruskan perjalanan menuju atas, seperti Makam Raja Sidabutar, Museum Batak, dan lain lain. Akan tetapi, mengingat waktu yang sangat singkat sepertinya saya dan teman teman harus mengakhiri perjalanan di pulau cantik ini.
Setelah menonton Sigale-gale saatnya kami membeli sedikit oleh-oleh , di kawasan ini banyak sekali orang berjualan baju khas batak, sekali lagi kalian harus sangat pandai menawar harga barangnya, 60% dari penawaran awal. Puas berbelanja, sambil menunggu kapal datang, kami mencoba sebuah minuman khas Pulau Samosir yang dinamakan badak. Rasanya sama seperti rootbeer tapi menurut jauh lebih enak badak karena hanya dicampur soda sedikit. menyeruput habis badak. Awak kapalpun menyuruh saya untuk segera naik karena kapal sudah menaikkan jangkar.
Ditemani matahari yang sedang bersinar dan iringan lagu khas Batak yang begitu bersemangat, kamipun meninggalkan Pulau Samosir dengan sukacita."Ooo... Plulauu Samosir mauliate, sai pajumpang muse." Sampai jumpa lagi Samosir!
No comments:
Post a Comment