Selamat Datang di Blog ERIKJON HALOMOAN SITANGGANG

Saturday, April 28, 2012

Perkecambahan Benih Kelapa sawit


Perkecambahan benih kelapa sawit merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Copeland (1976) menyatakan bahwa pada proses perkecambahan terjadi proses imbibisi, aktivasi enzim, inisiasi pertumbuhan embrio, retaknya kulit benih dan munculnya kecambah. Menurut Sadjad (1975), faktor genetik dan lingkungan menentukan proses metabolisme perkecambahan. Faktor genetik yang berpengaruh adalah komposisi kimia, kadar air, enzim dalam benih dan susunan fisik atau kimia dari kulit benih. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses perkecambahan adalah air, gas, suhu, dan cahaya.
Benih kelapa sawit sangat sulit untuk berkecambah dan tidak dapat tumbuh serempak, hal ini disebabkan oleh karena benih mempunyai sifat dormansi akibat endokarpnya yang tebal dan keras, bukan disebabkan oleh embrionya yang dorman (Hartley, 1977). Selain itu menurut penelitian Nurmailah (1999), pada tempurung benih kelapa sawit mengandung kadar lignin yang cukup tinggi yaitu 65.70%. Adanya inhibitor tersebut dapat menjadi salah satu penyebab lamanya benih kelapa sawit berkecambah.
Kelapa sawit memiliki tipe perkecambahan hypogeal (Chin dan Robert, 1980), yaitu kotiledon tetap berada di permukaan tanah setelah benih berkecambah. Menurut Adiguno (1998), kriteria kecambah normal adalah kecambah yang tumbuh sempurna dan secara jelas dapat dibedakan antara radikula dan plumula, tidak patah, tumbuh lurus, panjang plumula dan radikula kurang lebih 1-1.5 cm, sedangkan kecambah abnormal mempunyai ciri-ciri tumbuh bengkok, plumula dan radikula tumbuh searah, kecambah kerdil, hanya memiliki radikula atau plumula saja dan terserang penyakit. Kriteria kecambah normal yang diterapkan di PT. Bina Sawit Makmur (BSM), Selapan Jaya Group, adalah kecambah yang sehat, tidak patah, tidak kerdil, kecambah lurus atau sedikit bengkok, radikula dan plumula tumbuh tidak searah, radikula dan plumula dapat dibedakan dengan jelas sedangkan kecambah yang abnormal adalah kecambah yang tidak sehat, kerdil, membentuk huruf U, radikula dan plumula membentuk sudut lebih kecil dari 90 derajad dan kecambah yang patah.
Pengecambahan benih kelapa sawit terjadi setelah terlebih dahulu diberi perlakuan pemanasan di ruang pemanas selama 60 hari pada suhu 39-40oC dengan kadar air tidak kurang dari 18%, kemudian dikecambahkan dalam germinator yang bersuhu 27oC dengan kadar air benih dinaikkan menjadi 22-24% (Adiguno, 1998). Daya berkecambah benih kelapa sawit dapat dihitung pada pengamatan hari ke-20 dan ke-40 setelah tanam (Chin dalam Chin dan Robert, 1980). Proses pengecambahan benih kelapa sawit memerlukan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 6 bulan. 

Semuel D Arruan Silomba

 

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Perkecambahan Benih Kelapa sawit - Jhon.Com Perkecambahan Benih Kelapa sawit - Jhon.Com