Selamat Datang di Blog ERIKJON HALOMOAN SITANGGANG

Tuesday, July 24, 2012

Kalau dilihat dari catatan prestasi serta penjualan album, boyband One Direction memang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Adele. Musik Adele, terutama lirik lagunya, sukses menggugah hati banyak orang. Berbagai penghargaan musik juga dia bawa pulang.

Lalu mengapa justru One Direction (1D) yang dinobatkan sebagai artis Inggris yang berhasil melejit di Amerika Serikat — atau istilah populernya, British Invasion masa kini?

Layakkah? Apakah ini tidak terlalu berlebihan dan dibesar-besarkan?

One DirectionBerikut ini dua alasan Niall Horan, Zayn Malik, Liam Payne, Harry Styles, Louis Tomlinson terpilih sebagai British Invasion.

Mengisi kekosongan
Penyebab yang pertama adalah terdapatnya kejenuhan dengan musik yang ada pada saat itu. Padahal, target terbesar untuk musik bukan lain adalah remaja.

Inilah yang kemudian membuat Steve Barnett dari Columbia Records mengontrak 1D untuk peredaran album di Amerika. “Ada kekosongan di pasar dan saya pikir mereka dapat mengisinya.”

Firasat Steve Barnett ternyata benar. Pada penampilan pertama mereka di televisi Amerika, sekitar 15 ribu ABG muncul di depan Rockerfeller Plaza, New York. Di Inggris, “What Makes You Beautiful” melejit. Namun debut 1D di Amerika tidaklah terlalu melejit.

Di Billboard, debut mereka masuk urutan No. 28. Jadi, wajar banyak yang bertanya-tanya. “Siapa grup ini? Dari mana anak-anak remaja ini tahu tentang keberadaan 1D?”

Ciri-ciri ini juga muncul ketika The Beatles pertama kali menginjakkan kaki di Amerika Serikat pada pertengahan 1960-an.

1D masuk ke Amerika pada waktu yang tepat: Justin Bieber mulai beranjak dewasa dan menjadi semakin “serius”, Taylor Swift sedang vakum, sementara Greyson Chance dan Cody Simpson seperti hanya mengulang Justin Bieber. Ada kekosongan idola untuk para ABG ini.

Menawarkan mimpi lain
Perjalanan karir 1D yang unik juga menjadi salah satu faktor Niall dkk begitu fenomenal. Jika Justin Bieber mengejutkan dengan kedekatannya dengan jejaring sosial seperti YouTube dan Twitter, 1D menjual mimpi melalui keberhasilan mereka membentuk grup lewat ajang “X-Factor” karya Simon Cowell.

Kelima anggota 1D pada awalnya gagal melaju di kategori remaja pria. Mereka pun bergabung menjadi satu grup atas usulan juri tamu Nicole Scherzinger. Berkompetisi sebagai grup, 1D keluar sebagai juara ketiga dalam ajang “X-Factor” musim ke-7 dan langsung mendapat kontrak dengan perusahaan rekaman Simon Cowell, Syco Records.

Siapa yang sangka grup pop yang direkayasa dari kontes pencari bakat yang kini semakin menjamur bisa sukses. Cerita kesuksesan 1D inilah yang menyentuh dan semakin melekatkan grup dengan penggemarnya.

Lekat, lengkap dengan demam pengidolaan dan segala histerianya.

Menurut kamu, apa ada faktor lain di balik kesuksesan One Direction?

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
- Jhon.Com - Jhon.Com