(Analisa/istimewa) Usai penandatangan MoU, Ketua Umum YPPDT Letjen (Purn) Cornel Simbolon, diabadikan dengan Ketua Otorita Asahan Effendi Sirait, serta pengurus YPPDT lainnya, Rabu (15/2) di Kantor Perwakilan Otorita Asahan Jalan Pattimura Medan. Medan, (Analisa). Untuk selamat Danau Toba sekaligus menghijaukannya, Ketua Umum Yayasan Perhimpunan Pencinta Danau Toba (YPPDT), Letjen (Purn) Cornel Simbolon melakukan penandatangan kerjasama (memorandum of understanding) dengan Ketua Otorita Asahan Effendi Sirait, Rabu (15/2) di Kantor Perwakilan Otorita Asahan Jalan Pattimura Medan. Hadir dalam kesempatan itu pengurus YPPDT lainnya, Sekretaris Ir Ladjiman Damanik, Pontas Pardede, Budiman Damanik, Ketua YPPDT Sumut TMH Sinaga, para anggota YPPDT Sumut Jamidin Manurung, Ricson Simarmata, Lenny Munthe dan Horas Sitompul SE dan lainnya. Usai penandatangan memorandum of understanding (MoU), Ketua Umum YPPDT Letjen (Purn) Cornel Simbolon mengatakan, dengan dilakukannya pendatanganan kerjasama ini, diharapkan program-program yang dikerjakan YPPDT selama 2012 bisa berjalan dengan baik, khususnya di bidang lingkungan. Sebab saat ini kondisi lingkungan kawasan Danau Toba sudah sangat rusak dan memprihatinkan. "Dari kasat mata saja kawasan Danau Toba sudah rusak berat, itu dapat dilihat dari udara melalui pesawat, banyak kawasan hutan gersang akibat perambahan liar dan lainnya," katanya. Menurut dia, program dari YPPDT ke depan ada empat agenda prioritas yakni, menjaga kualitas dan kuantitas air Danau Toba, menjaga flora dan fauna yang ada di sekitar Danau Toba, mengangkat nilai-nilai budaya yang ada di sekitar Danau Toba, dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang ada di sekitar Danau Toba. "Dengan MoU ini, kita sementara memfokuskan program lingkungan, artinya tahun ini kita melakukan penghijauan di kawasan Danau Toba," ucapnya. Kawasan utama yang akan dilakukan YPPDT dalam waktu dekat, lanjutnya, antara lain kawasan pinggiran Danau Toba yang ada di Kabupaten Tanah Karo, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Samosir dan lainnya. "Lahan yang kita dapatkan untuk program penghijauan itu masih sekitar 10 hingga15 Ha," paparnya. Longsor Dia menuturkan, saat ini banyak terjadi longsor di kawasan pingiran Danau Toba. "Longsornya jalan itu, selain akibat pembabatan hutan juga akibat aktivitas truk yang lalu lalang mengakut kayu dengan beban 15 ton setiap hari," ujarnya. Selain itu, dirinya juga prihatin banyaknya peternak ikan di pinggiran Danau Toba dengan menggunakan kerambah, yang dapat memicu berkurangnya kuatitas air. Dirinya juga mengecam dan menolak rencana investasi yang akan merusak Hutan Tele di kawasan Samosir dengan cara melakukan penebangan hutan. "Rencana pembangunan kebun bunga, pangan, dan holtikultura di area penggunaan lain (APL) pada kawasan Hutan Tele sekitar 2250 ha, dengan cara menebang hutan adalah tindakan merusak lingkungan. Untuk itu Pemkab Samosir segera membatalkan rencana tersebut dan mencabut izinnya. Pemkab Samosir seharusnya lebih mengutamakan lingkungan Danau Toba dibandingkan untung sesaat," himbaunya. Sedangkan Ketua Otorita Asahan Effendi Sirait mengatakan, dengan adanya MoU ini program-program yang dilaksanakan YPPDT untuk melestarikan lingkungan kawasan Danau Toba, dapat berjalan dengan baik bersama masyarakat sekitarnya. Apalagi kualitas air Danau Toba menurun dan lingkungannya karena warga telah menggunakan airnya sebagai tempat aktivitas sosial ekonominya. (sug) |
Sumber : Analisa |
Tuesday, February 21, 2012
Kawasan Danau Toba Sudah Rusak Berat
Label:foto,gambar
batak
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment