Kalau dilihat dari catatan prestasi serta penjualan album, boyband One
Direction memang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Adele. Musik
Adele, terutama lirik lagunya, sukses menggugah hati banyak orang.
Berbagai penghargaan musik juga dia bawa pulang.
Lalu mengapa
justru One Direction (1D) yang dinobatkan sebagai artis Inggris yang
berhasil melejit di Amerika Serikat — atau istilah populernya, British
Invasion masa kini?
Layakkah? Apakah ini tidak terlalu berlebihan dan dibesar-besarkan?
Berikut ini dua alasan Niall Horan, Zayn Malik, Liam Payne, Harry Styles, Louis Tomlinson terpilih sebagai British Invasion.
Mengisi kekosongan
Penyebab
yang pertama adalah terdapatnya kejenuhan dengan musik yang ada pada
saat itu. Padahal, target terbesar untuk musik bukan lain adalah remaja.
Inilah yang kemudian membuat Steve Barnett dari Columbia
Records mengontrak 1D untuk peredaran album di Amerika. “Ada kekosongan
di pasar dan saya pikir mereka dapat mengisinya.”
Firasat Steve
Barnett ternyata benar. Pada penampilan pertama mereka di televisi
Amerika, sekitar 15 ribu ABG muncul di depan Rockerfeller Plaza, New
York. Di Inggris, “What Makes You Beautiful” melejit. Namun debut 1D di
Amerika tidaklah terlalu melejit.
Di Billboard, debut mereka
masuk urutan No. 28. Jadi, wajar banyak yang bertanya-tanya. “Siapa grup
ini? Dari mana anak-anak remaja ini tahu tentang keberadaan 1D?”
Ciri-ciri ini juga muncul ketika The Beatles pertama kali menginjakkan kaki di Amerika Serikat pada pertengahan 1960-an.
1D
masuk ke Amerika pada waktu yang tepat: Justin Bieber mulai beranjak
dewasa dan menjadi semakin “serius”, Taylor Swift sedang vakum,
sementara Greyson Chance dan Cody Simpson seperti hanya mengulang Justin
Bieber. Ada kekosongan idola untuk para ABG ini.
Menawarkan mimpi lain
Perjalanan
karir 1D yang unik juga menjadi salah satu faktor Niall dkk begitu
fenomenal. Jika Justin Bieber mengejutkan dengan kedekatannya dengan
jejaring sosial seperti YouTube dan Twitter, 1D menjual mimpi melalui
keberhasilan mereka membentuk grup lewat ajang “X-Factor” karya Simon
Cowell.
Kelima anggota 1D pada awalnya gagal melaju di kategori
remaja pria. Mereka pun bergabung menjadi satu grup atas usulan juri
tamu Nicole Scherzinger. Berkompetisi sebagai grup, 1D keluar sebagai
juara ketiga dalam ajang “X-Factor” musim ke-7 dan langsung mendapat
kontrak dengan perusahaan rekaman Simon Cowell, Syco Records.
Siapa
yang sangka grup pop yang direkayasa dari kontes pencari bakat yang
kini semakin menjamur bisa sukses. Cerita kesuksesan 1D inilah yang
menyentuh dan semakin melekatkan grup dengan penggemarnya.
Lekat, lengkap dengan demam pengidolaan dan segala histerianya.
Menurut kamu, apa ada faktor lain di balik kesuksesan One Direction?
No comments:
Post a Comment