Yang dimaksud kadar air benih, ialah berat air yang “dikandung” dan yang kemudian hilang karena pemanasan sesuai dengan
aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat
awal contoh benih. Penetapan Kadar Air adalah banyaknya kandungan air
dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut
& dinyatakan dalam % terhadap berat asal contoh benih. Tujuan
penetapan kadar air diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air benih
sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama
penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut.
Beberapa
hal perlu diperhatikan dalam pengujian kadar air benih ini adalah
contoh kerja yang digunakan merupakan benih yang diambil dan ditempatkan
dalam wadah yang kedap udara. Karena untuk penetapan kadar air, jika
contoh kerja yang digunakan telah terkontaminasi udara luar maka
kemungkinan besar kadar air benih yang diuji bukan merupakan kadar air
benih yang sebenarnya karena telah mengalami perubahan akibat adanya
kontaminasi udara dari lingkungan. Yang kedua adalah untuk pengujian
kadar air ini harus dilakukan sesegera mungkin, selama penetapan
diusahakan agar contoh benih sesedikit mungkin berhubungan dengan udara
luar serta untuk jenis tanaman yang tidak memerlukan penghancuran,
contoh benih tidak boleh lebih dari 2 menit berada di luar wadah.
Metode
yang digunakan untuk menguji kadar air ini juga harus diperhatikan. Ada
dua metode dalam pengujian kadar air benih, yaitu :
a) Konvensional ( Menggunakan Oven )
Skema pengujian kadar air benih dengan metode konvensional (oven)
b) Automatic (Menggunakan Balance Moisture Tester, Ohaus MB 45, Higromer)
Dalam metode ini hasil pengujian kadar air benih dapat langsung diketahui.
Dalam metode ini hasil pengujian kadar air benih dapat langsung diketahui.
No comments:
Post a Comment